Kalau lagi kampanye
blusukan kemana – mana. Sekarang lagi musim banjir sama musim tanah longsor. Po
yo gelem blusukan ? yo mbuh…
Jawa tengah mungkin
sedang diuji oleh Sang Kuasa. Banjir, tanah longsor, gempa bumi mengunjungi
jawa tengah. Gempa bumi yang berkekuatan 5,6 skala richter itu mengguncang
kebumen dan Jawa. Akibatnya beberapa
bangunan rusak berat karena guncangan ini. Tidak ada korban jiwa yang terjadi
pada gempa bumi. Guncangan ini sangat terasa sampai ke wilayah tegal sekitar
1-2 menit. Menurut BMKG, gempa bumiyang terjadi di kebumen tidak berpotensi
terjadinya tsunami.
Selain gempa bumi, Banjir
juga menggenangi sebagian wilayah di jawa tengah. Di daerah kudus,jepara, pati
banjir menggenangi rumah – rumah warga. Selain rumah warga, banjir juga mengakibatkan
tambak – tambak milik warga hilang
terbawa arus. Hal ini mengakibatkan ,
warga kehilangan mata pencahariaan mereka dan juga banyak dari mereka yang rugi
hingga puluhan juta rupiah karena hasil tambaknya gagal panen. Jika seperti ini
siapa yang akan menanggung biaya kerugian mereka ? bisa kita lihat nanti, jika
ada pahlawan kesiangan yang datang kepada mereka dan kemudian membawa televisi
buat ngeliput. Selain kehilangan tambak, warga juga kehilangan tempat tinggal
mereka. Mereka mengungsi ditempat – tempat yang lebih aman. Banyak relawan yang
membangun tenda – tenda sebagai tempat
pengungsian sementara untuk korban banjir, selain itu juga banyak relawan yang
memberikan bantuan seperti sembako dan pakaian. Pahlawan kesiangan juga hadir
ketempat pengungsian dan memberikan bantuan kepada mereka. Dengan seperti itu,
setidaknya mereka mendapatkan beberapa suara untuk pemilihan nanti.
Selain di daerah kudus
dan pati, banjir juga menggenangi sebagian wilayah di semarang. Upaya
pemerintah melakukan peninggian terhadap daerah – daerah tertentu di semarang
mungkin belum berhasil. Di daerah genuk misalnya, ada jalan yang ditinggikan.
Ada sisi positif dan negative dari peninggian jalan tersebut. Bisa kita lihat
dari sisi positifnya, jalanan tidak terkena banjir tapi jika kita lihat dari
sisi negative nya, banjir tersebut malah masuk ke kampong-kampung warga dan
kampong tersebut tergenang bajir dengan ketinggian sampai lutut orang dewasa.
Jadi, masih tetap berkukuh untuk meninggikan jalan di daerah semarang ? walupun
ada sisi positif dan negatifnya, kita semua harus tahu cara mengantisipasi
semua itu.
Akhir – akhir ini
banjir juga menggenangi daerah pekalongan dan pemalang. Banjir terjadi karena
intensitas curah hujan yang masih tinggi dan mengakibatkan sungai – sungai di
daerah tersebut meluap. Banyak sawah yang gagal panen karena tergenang banjir.
Untuk sementara ini warga mengungsi ditempat pengungsian yang ada, baik itu di
masjid ataupun di posko-posko yang telah disediakan. Banyak sekali balita
ditempat pengungsian tersebut dan mereka mebutuhkan susu dan gizi yang cukup
untuk kebutuhan bayi bayi mereka. Semoga saja ada yang mendengar suara – suara
mereka. Daerah pekalongan, pemalang memang masih masuk di wilayah Jawa Tengah,
tapi mungkin mereka Lupa dengan kita yang didaerah pekalongan dan pemalang,
sampai – sampai orang nomer satu di sini datang mengunjungi mereka.
Selain banjir, musibah
tanah longsor juga menimpa beberapa daerah di jawa tengah. Di daerah pekalongan
– banjarnegara misalnya. Longsor terjadi karena sesaat sebelum longsor, hujan
mengguyur daerah tersebut. Belum ada korban jiwa yang terjadi didaerah ini,
namun selama tanah longsor ini terjadi, belum ada pahlawan kesiangan yang
blusukan ketempat ini. Mungkin mereka sedang menyiapkan sepatu boot.
Kita semua tidak tahu
kapan dan dimana bencana akan datang. Kita semua tidak bisa menduganya. Semoga
saja bencana ini segera menghilang dari daerah Jawa Tengah. Dan semoga ada
pahlawan kesiangan lagi yang blusukan ke daerah – daerah yang terkena bencana.